bismillah..
Sejak awal IMM memang disebut “Ikatan”, bukan
“Himpunan”, “Persatuan”, “Kesatuan Aksi”, atau “Jamaah”, karena IMM adalah
wadah bagi mereka yang berjuang dengan kemampuannya masing-masing untuk satu
tujuan dan diikat oleh buhul yang satu. Buhul ajara Islam.
1964 adalah tahun yang berat bagi pergerakan mahasiswa Indonesia, terlebih
bagi mereka yang berjuang di garis kanan. Rezim yang telah termakan provokasi
dari salah satu ideologi dominan ketika itu selalu mengancam akan membubarkan
salah satu wadah perjuangan terbesar mereka karena dianggap persemaian
bibit-bibit kader partai lawan. Belum lagi perang urat syaraf, fitnah, terror,
dan
agitasi dari gerakan mahasiswa yang bersebrangan ideologi. Pada tahun yang berat itu lah pada 14 Maret yang bersejarah, dengan rahmat Allah dibentukbentuk sebuah wadah perjuangan bernama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Meski sering dipandang sebelah mata sebagai produk tak disengaja dari kesemrawutan sejarah, toh kenyataannya ikatan ini mampu menjadi anak emas sejarahnya. Ikatan ini menjadi salah satu komponen perjuangan rakyat dan mahasiswa membendung tsunami merah PKI dan semua underbownya. Slamet Sukirnanto, salah satu anggota DPP-nya adalah salah satu Ketua Presidium KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), kendaraan besar mahasiswa yang turut dalam revolusi 65. Ketika itu, usisa ikatan ini baru menginjak satu tahun.
agitasi dari gerakan mahasiswa yang bersebrangan ideologi. Pada tahun yang berat itu lah pada 14 Maret yang bersejarah, dengan rahmat Allah dibentukbentuk sebuah wadah perjuangan bernama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Meski sering dipandang sebelah mata sebagai produk tak disengaja dari kesemrawutan sejarah, toh kenyataannya ikatan ini mampu menjadi anak emas sejarahnya. Ikatan ini menjadi salah satu komponen perjuangan rakyat dan mahasiswa membendung tsunami merah PKI dan semua underbownya. Slamet Sukirnanto, salah satu anggota DPP-nya adalah salah satu Ketua Presidium KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), kendaraan besar mahasiswa yang turut dalam revolusi 65. Ketika itu, usisa ikatan ini baru menginjak satu tahun.
Orde yang lama berganti orde yang baru, reformasi bergulir
bahkan terlalu jauh, dan mayoritas rakyat negri ini masih saja lapar. Maka
ikatan ini pun tetap berjuang membangun cita-citanya yang luhur ; negri
indah adil dan makmur. Sebagai bagian dari keluarga besar Muhammadiyah, tentu saja keadilan dan
kemakmuran yang akan dicapai oleh intelektual muda IMM adalah keadilan dan
kemakmuran di bawah naungan ridha Allah. Di bawah naungan cahaya Islam. Pada
masa-masa ini, negri adil dan makmur
seakan hanya utopia bagi kita, tapi bukan kah ia tetap pantas diperjuangkan?. Untuk
mencapainya tentu butuh perjuangan multi dimensi, butuh kerja sama yang solid
dari berbagai macam keahlian, lintas ranah garapan. Oleh karena itu, IMM
berjuang di semua lini di bawah tiga payung utama yakni religiusitas,
humanitas, dan intelektualitas. Ketiga rukun
itu kemudian dijabarkan menjadi kebijakan-kebijakan dari tingkat pusat hingga
cabang dan komisariat.
Triologi jiwa
perjuangan tersebut terjabarkan di dalam bidang-bidang Ikatan yang mewakili
setiap ranah ; intelektualitas, humanitas dan religiusitas. Di cabang AR.
Fakhruddiri, sebagai salah satu cabang dari pohon besar ikatan ini, ketiga
semangat tersebut diterjemahkan ke dalam kebijakan-kebijakan serta program yang
disusun. Setiap bidang menyusun program dengan harapan bisa menjadi media
aktualisasi ketiga semangat tersebut. Tidak ada dikotomi sekularistik, semisal
kegiatan keagamaan hanya milik bidang dakwah saja atau hikmah hanya bertugas
mengawal isu publik dengan senjata teori sosial saja tanpa ajaran Islam atau
IMMawati sekedar mengupas masalah kaum hawa dari susdut teori feminis tanpa
peduli adab relasi gender dalam Islam. Untuk itu cabang AR. Fakhruddin menggagas
beberapa institusi untuk mengintegrasikan ketiga semangat tersebut ke dalam
ranah perjuangan yang beragam ; sebut saja Madrasah Intelektual Muhammadiyah,
Sekolah IMMawati, MKM, Sekolah Kerakyatan, disamping jenjang perkaderan yang
memang telah paten di tubuh IMM.
Dengan demikian diharapkan semua orang dengan lintas
kemampuan, lintas kecakapan, dapat bergabung di dalam ikatan ini, berjuang
bersama dan diikat oleh ide yang sama ; perjuangan multi dimensi dengan
pemersatu ideologi Islam. Sejak awal IMM memang disebut “Ikatan”, bukan
“Himpunan”, “Persatuan”, “Kesatuan Aksi”, atau sekdedar “Jamaah”, karena IMM
adalah wadah bagi mereka yang berjuang dengan kemampuannya masing-masing untuk
satu tujuan dan diikat oleh buhul yang satu. Buhul ajara Islam yang
dipahami sesuai pemahaman payung besar IMM ; Muhammadiyah.
Maka kita memaklumkan bahwa IMM untuk semua, IMM for all. Jika anda gelisah dengan keadaan bangsa ini,
kesengsaraan umat ini, keterasingan generasi dari nilai luhur ketimuran dan
adab Islam, maka anda diterima di IMM. Jika anda merasa terpanggil untuk
berbuat, untuk berpikir, untuk menulis, untuk beraksi nyata mengentaskan benalu
yang mengikat republik ini, maka IMM dengan tangan terbuka menerima anda. Apa pun potensi yang anda miliki,apa pun
ketertarikan anda. Anda berghirah di medan dakwah ?, IMM adalah gerakan
dakwah!. Anda berminat mengasah intelektualitas?, IMM adalah tempatnya.
Humanitas anda tergelitik oleh realita yang kejam?, ayo kita berjuang bersama
di IMM. Tapi, IMM bukan untuk anda!, jika anda seorang religius apatis, dimana
tauhid anda tidak berimplikasi sosial, jika anda adalah intelektual mekanik
apatis, bahkan intelektual Hamanistik yang menyokong tiran Fir’auni, Jika anda
seorang humanis sekuler yang membela maksiat dibelakang topeng HAM. Wallahu ‘alam.
2 komentar :
kunjungi juga
http://imm-sleman.blogspot.com/
siap kawan... (: fastabiq alkhairat..
Posting Komentar