Oleh: Iva fauziah
Di sudut surau ini
Tergantung tasbih-tasbih lapuk,
Yang mulai menjamur
Sebutir dari mereka berseru..
“Dia datang untuk umat kita!”
“Dengan welas asih tiada tara”, timpal butir lainnya..
“Dia akan merawat kita”, sahut yang lainnya
“Wibawanya menggetar dadaku”,
kata butir yang paling atas..
Euforia mini yang luar biasa
Di sudut duka negara,
Seorang da’i tua berlaga, meski tanpa kuasa
Dituliskannya nasehat tanpa kata
Dibimbingnya penguasa kita
Tanpa opsi-opsi sesat
Tawaran penguasa pada umumnya
Sungguh luar biasa!
Namun sayang... seribu sayang
Tak tahan lama...
Semua berakhir seperti biasa
Di balik tiang gantungan
Mereka akan ditidurkan
“Dia akan ke surga..”, kata sebutir tasbih yang paling kecil
“Semoga tuhan merahmatinya”, isak butir di bawahnya
“Kita pasti akan kehilangannya”, sahut lainnya
Butir-butir tasbih itu tergenang
Entah basah, entah air mata
Makin melapuk di sudut surau ...
Seiring melapuknya kebenaran,
Di negeri ini...
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar