DPP IMM - 2014 Nampaknya menjadi tahun-tahun emas kegemilangan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Secara besar-besaran DPP IMM mengirimkan kader-kader terbaiknya untuk menyebar ke berbagai belahan dunia guna menyumbangkan ide dan gagasannya pada forum-forum internasional. 31 Agustus 2014, bertempat di Pusdiklat Aparatur Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Ketua Umum DPP IMM, Immawan Beni Pramula, melepas kepergian salah satu kader terbaiknya, Immawan Rijal Ramdani yang merupakan Ketua Korps Instruktur dan Sekretaris Bidang Kader DPD IMM DIY, untuk pergi ke India mengikuti program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN). Bertemu dengan perwakilan pemuda dari 10 Negara Asean yang diselenggarakan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga RI bekerjasama dengan Confederation of Indian Industry (CII).
Immawan Beni Pramula berharap bahwa “Pemuda Indonesia khususnya kader-kader IMM Se-Nusantara tidak boleh solorun berkutat di internal. Kita harus maju, jangan hanya merasa besar didalam. Bagaikan katak dalam tempurung. IMM harus menyebar ke berbagai belahan dunia. Berfikir besar, bermimpi dan bercita-cita besar lalu kembali ke tanah air dengan segudang pengalaman untuk membangun Bangsanya”. Secara pribadi, Immawan Beni pun berpesan kepada Immawan Rijal Ramdani, untuk melakukan koneksi dengan kader Muhammadiyah yang sedang belajar di India sehingga bisa menjadi langkah awal untuk melakukan rintisan pembentukan Pimpinan Cabang Istimewah IMM di India. Selain itu Immawan Beni pun menekankan pentingnya membangun jejaring dengan Pemuda – Pemuda perwakilan dari Negara – Negara di Regional ASEAN lainnya. Semuanya itu perlu untuk dilakukan sebagai bentuk aktvitas progresif yang dilakukan oleh DPP IMM untuk mengembangkan jejaring dan membuka cakrawala pengetahuan sehingga ide, gagasan dan nilai-nilai perjuangan Ikatan bisa mendunia.
Bagi Immawan Rijal Ramdani sendiri, ketertarikannya mengikuti kegiatan ini tidak terlepas dari keberhasilan India di dalam membangun perekonomiannya, sehingga dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi mencapai 7 – 8 persen banyak ekonom Dunia menyebut India sebagai the Second Giant kekuatan Ekonomi di ASIA setelah Cina. Di sisi lain secara demografis jumlah muslim di India pun merupakan yang terbesar kedua setelah Indonesia (Sebanyak 177 Juta Jiwa), sehingga tidak menutup kemungkinan dengan pertumbuhan penduduk mencapai 1,3 persen per tahun dan sebagai Negara dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di Dunia (1,2 milyar), dalam rentan waktu 10 – 20 tahun India akan menjadi Negara dengan penduduk Muslim terbanyak di Dunia. Selama kurang lebih 11 hari Immawan Rijal Ramdani mengunjungi beberapa Perusahaan dan beberapa Kampus Ternama di India, seperti; Perusahaan Infosys, Bosch, dan TVS di Bangalore Negara Bagian Karnataka; Prasad Group of Companies, Tata Consultancy Sevices, dan Harsha Engginering di Ahmedabad Negara Bagian Gujarat, dan Hero Honda di New Delhi Ibu Kota India. Perusahaan – perusahaan tersebut ada yang bergerak dalam bidang Softwar, Manufactur Onerdil Mobil, Motor, dll. Sementara untuk kampus yang dikunjunginya adalah Indian Institute of Management di Bangalore dan Gujarat; keduanya merupkan kampus yang melahirkan CEO – CEO perusahaan besar di Dunia. Dan sebagai penyempurna Immawan Rijal Ramdani pun diajak berekreasi mengunjungi Icon Negara India, Taj Mahal, yang merupakan salah satu dari Tujuh keajaiban di Dunia peninggalan terbesar kerajaan Mughal Islam.
Dari perjalanannya ke India tersebut Immawan Rijal Ramdani bisa mengambil kesimpulan bahwa India sedang mengalami tahapan menuju tingkat Kedewasaan dalam industrialisasi. Hal itu bisa dilihat dari perusahaan - perusahaan India yang hampir bisa dipastikan semuanya memiliki jaringan global. Keberhasilan Industrialisasi di India tidak terlepas dari kemajuan Teknologi dan Ilmu Pengetahun karena semakin banyaknya putra-putri terbaik India yang mengenyam pendidikan di kampus-kampus ternama Dunia. Hal lainnya yang patut dicontoh dari industrialisasi di India adalah seluruh perusahaan di India berdasarkan peraturan perudangan yang berlaku memiliki kewajiban untuk membayar Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar 6 persen dari total keuntungannya. Bahkan perusahaan Tata Services Consultan (TVS) sebagai perusahaan terbesar di India menghabiskan 25 persen dari keuntungannya untuk CSR. Sehingga dengan CSR yang begitu besar itulah bisa menjadi alat untuk menutup kesenjangan dan membangun jejaring pengaman bagi masyarakat misikin untuk bisa mendapatkan jaminan social. Dengan CSR yang begitu mengsankan itulah Peter Casey (2008) mengatakan bahwa TSV merupakan contoh terbaik dalam pendekatan kaptalisme baru yang ramah terhadap masyarakat miskin. Namun bagi Negara Indonesia patut untuk dicurigai bahwa India akan menjadikan Indonesia dan Negara-Negara di regional ASEAN lainnya sebagai pasar dari hasil produksi industrialisasinya. Walaupun di saat yang bersamaan Indonesia memiliki peluang untuk menjadi eksportir terbesar untuk menutupi kebutuhan dasar material dan bahan mentah sebagai penopang proses industrialisasi di India.
Selain Rijal. Dalam rangka merayakan usia Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang ke-50 tahun, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM juga memberangkatkan salah satu kader terbaiknya menuju Seoul Korea dalam acara International Youth Conference, yakni Ajar Pradika A. Tur yang aktif di Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM Yogyakarta. “Di usia IMM yang telah mencapai 50 tahun, arah gerakan IMM harus mulai atau bahkan sudah mendunia. Kita akan kirim kader-kader terbaik kita untuk mengikuti acara-acara internasional”, papar Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri DPP IMM, Ela Nofitasari.
Keikutsertaan IMM dalam konferensi bertajuk “New Understanding of History in East Asia: From History of Conflict to the History of Shared Understanding” merupakan bentuk tanggungjawab dan dukungan IMM sebagai organisasi kepemudaan untuk ikut serta merancang dan menyelenggarakan perdamaian dunia di wilayah Asia Timur. “Sebanyak 53 pemuda yang berasal dari berbagai negara di dunia berkumpul di Seoul sejak 17 Agustus hingga 21 Agustus 2014 untuk membahas dan mendukung niat perdamaian di Asia Timur”, tutur Ajar Pradika. Peserta konferensi ke Demilitarized Zone (DMZ) yang memisahan Korea Utara dan Korea Selatan merupakan bentuk kesungguhan Korean National Commission for UNESCO dalam mengusung rencana rekonsiliasi seajarah ini. “Kami pun diberi kesempatan untuk berkunjung ke DMZ dan menyapa penduduk yang tersebar pada tujuh desa untuk mengetahui secara langsung kondisi konflik di sana. Pengawalan sangat ketat dan tidak diizinkan adanya kamera”, tambahnya. Pada acara tersebut, Prof. Filomeno V. Aguilar dari Filipina pun menyatakan bahwa acara ini diharapkan menunjang keberhasilan ASEAN Community yang telah kami rancang. Semata-mata untuk kejayaan Asia. Selain untuk menunjang rekonsiliasi sejarah, output forum ini adalah mengajak pemuda di seluruh dunia untuk peduli terhadap perdamaian dunia danmenginisiasi aksi-aksi nyata kepemudaan di kawasan Asia.
Tidak hanya India dan Korea. Pada tanggal 13 Agustus 2014 mendatang 6 diantara kader terbaik IMM juga diberangkatkan ke Penang Malasya untuk mengikuti kegiatan Final Youth Jam Mereka adalah : Qahfi Romula Siregar (Ketum DPD IMM Sumut), Immawan Muhammad Amiri (Kader IMM DKI), Agus Salim Lamusu (Kader IMM Gorontalo), Nofri Julimet ( Kader iMM Sumbar ), Shiva Nur Azizah ( Kader IMM Banten ), Rifka Nurullita ( Kader IMM DKI ). Selain program-program internasional diatas IMM juga pernah terlibat pada pada kegiatan-kegiatan bergengsi lainnya seperti; Internasional Youth Conference 2013 Di Bahrain Semenanjung Arab, Asean – China Youth Campe 2013, Model United Nations 2014 di Den-haq Belanda, paris dan jerman).
Sumber : Web DPP IMM (Klik)
0 komentar :
Posting Komentar