(22/11)
Ratusan mahasiswa yang mengatas namakan API BERGERAK (Aliansi Pemuda
Bergerak) (IMM, BEM KM UMY, HMI, SEKBER, BEM UII, FMY, SMI, SOPINK,
Gerakan pembebasan, dll) melakukan aksi di depan kampus Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta untuk memprotes kebijakan yang
dikeluarkan oleh Pemerintahan Presiden jokowi-jk dengan menaikan harga
BBM. “Aksi kali ini sengaja dilakukan di depan gedung kampus UMY ( ring
road barat) untuk menunjukan bahwa mahasiswa UMY ikut dalam barisan
perjuangan, sebagaimana yang dilakukan oleh kawan-kawan mahasiswa
dikampus lain” tegas dari salah satu masa aksi.
Aksi
yang pada awal-nya berlangsung secara damai mulai menjadi ajang adu
pukul antara mahasiswa dengan pihak aparat kepolisian yang pada saat itu
menerjun kan 100 personil dengan senjata lengkap anti huru-hara.
Kejadian ini terjadi karena pihak kepolisian yang mulai bertindak
represif terhadap massa aksi, massa aksi dipaksa mundur untuk masuk
kedalam kampus. Satu orang diamankan dan dua orang mahasiswa mengalami
luka-luka dan memar akibat kejadian itu.
Setelah
bernegosiasi mahasiswa kembali melanjutkan aksi damainya di dalam
gerbang kampus, “ menaikan harga BBM adalah tindakan yang tidak wajar
yang dilakukan oleh jokowi-jk, untuk menopang APBN yang katanya
membengkak itu kenapa tidak menasionalisasikan kembali aset-aset negara
seperti migas dan mengambil pajak progresif kepada perusahaan-
perusahaan raksasa? Bukan malah membebankan kepada rakyat miskin”, tutur
salah satu pimpinan organisasi pergerakan yang tergabung dalam API
BERGERAK pada saat itu.
Tak terasa, rangkaian
aksi penolakan kenaikan BBM usai, ditandai dengan meredamnya massa aksi
dengan pihak kepolisian, kemudian rangkaian aksi tersebut diakhiri
dengan membacakan pernyataan sikap oleh Hilmy. Pihak
kepolisian pun pada saat itu sepakat dengan pernyataan sikap yang
dituntut oleh massa aksi dan menyatakan bahwa kepolisian sependapat
dengan masa aksi untuk menolak kenaikan harga BBM. (Mun.Min)
0 komentar :
Posting Komentar