Amar ma'ruf nahi munkar


Sabda Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam,

Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka hendaklah ia merubahnya dengan lisannya. Dan jika ia tidak mampu, maka hendaklah ia merubahnya dengan hatinya. Dan demikian itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi komunikasi dan informasi, telah membawa dampak berarti pada perubahan sendi-sendi etka umat Islam. era globalisasi memiliki pentensi untuk merubah hampir seluruh sistem kehidupan masyarakat baik dibidang politik, ekonomi, sosial bidaya, bahkan dibidang pertahanan dan keamanan.

Disamping itu tingkat kemiskinan dan kesengsaraan umat Islam semakin meingkat, yang berakses bagi timbulnya berbagai problem sosial dan keagamaan. Berbagai penyakit masyarakat seperti permapokan, pencurian, korupsi, pelanggaran HAM, mundurnya moral dan sejenisnya merupakan problem mendasar umat Islam saat ini. Akses yang sangat mendasar dari problem tersebut adalah timbulnya pendangkalan iman, sebagaimana disinyalir dalam sebuah ungkapan “hampir saja kefakiran itu menjadi kekafiran”.

Dalam menghadapi serbua bermacam-macam nialai, keagamaan, pilihan hidup dan sejumlah janji-janji kenikmatan duniawi. Dakawah diharapak bisa menjadi sebuah solusi dengan fungsi mengimbangi dan memberi arah dalam kehidupan umat. Dakwah ke depan menempatkan perencanaan dan stretegi yang tepat dengan merujuk kepada merode dakwah Rasulullah. Banyak para intelektual muslim merumuskan konsep metode dakwah untuk generasi muda, orang dewasa semata-mata untuk dakwah di berbagai lapisan masyarakat.

Masalah Dakwa Masa Kini.

Kita ketahui bersama bahwa metode dakwah Rasulullah SAW pada awalnya dilakukan melalui pendekatan individu (personal approach) dengan mengumpulkan kaum kerabatnya di bukit shafa. Kemudian barulah berkembangan melalu pendekatan kolektif seperti yang dilakukan saat berdakwah ke Thaif dan pada musim haji.

Jadi pada dasarnya setiap muslim wajib melaksanakan dakwah Islamiyah, karena merupakan tugas ‘ubudiyah dan bukti keikhlasan kepada Allah SWT. Akan tetapi dakwah pada saat ini memiliki persoalan dan tantangan yang harus di hadapi seperti tantangan yang pernah di alamai Nabi dalam menyampaiakan dakwahnya. Persoalan saat ini bagaiman kita menghadapai tantangan dakwah yang semakin hebat, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Tantangan ini muncul dalam berbagai bentuk kegiatan kemasyarakatan moderen, seperti perilaku dalam mendapatkan hiburan dan seni dalam arti luas, yang semakin membuka peluang munculnya kerawanan-kerawanan moral dan etika.

Kerawanan moral dan etika itu muncul semakin trensparan dalam bentuk kemaksiatan karena disokong oleh kemajuan alat-alat teknologi informasi mutakhir seperi siaran televisi, keping-keping VCD, jaringan internet, dan sebagainya. Yang kita ketahui bersama dan harus kita akui bahawa kemajuan itu banyak membawa komudhorotan karena mereka tidak mengunakan itu dengan sebagaiman mestinya, dikarenakan pemahaman agama yang tidak ada.

Sehingga akibat dari itu kemaksiatan itu senantiasa mengalami peningkatan kualitas dan kuantitas yang sangat signifikan. Hal ini di pertunjukanya seperti maraknya perjuadian, minum-minuman keras, tindakan kriminanl, menjamurnya tempat-tempat hiburan baik siang maupun malam, yang semua itu diawai dengan penjualan dan pendangkalan budaya moral dan rasa malu sehingga pergaulan bebas yang menjerumus pada sex bebas tidak bisa dihindarkan kalangan masyarakat.

Meledaknya informasi dan kemajuan tegnologi dari berbagai bidang tidak bisa hanya kita biarkan samacam ini. Kita sebagai orang yang mengakui Allah sebagai Tuhan dan Muhammad Sebagai Nabi sehingga Islam sebagai agama, tidak boleh hanya berpangku tangan dan memikirkan pribadi masing-masing dan golongan. Kita harus berbuat bukan sekedar teori belakang, kita harus berusa membentengi, mengantisipasi dengan memperkuat benteng masyarakat dengan benteng aqidah yang berpadukan dengan ilmu dan teknologi.

Sudah banyak contoh korban yang berjatuan mengancam kemuliaan Islam dan masa depan generasi muda yang semakin suram. Apabila tetap saja hanya diam, lengah dan terbuai dengan kemewahan hidup dengan berbagai fasilitasnya maka dakwah kita akan semakin tumpul dan tak berdaya apabila kita yang sudah tau akan agama tidak mau bergerak. Maka mengutip dari konsep pemikiran yang praktis Prof. Dr. H. M. Amin Rais, MA. Beliau menawarkan lima pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan, agar dakwah Islam di era infromasi sekarang tetap televan, efektif dan produktif.

  • Pertama, perlu ada pengkaderan yang serius untuk memproduksi juru-juru dakwah dengan pembagian kerja yang rapi. Ilmu tabligh belaka tidak cukup untuk mendukung proses dakwah, melainkan diperlukan pula berbagai penguasaan dalam ilmu-ilmu teknologi informasi yang paling mutakhir.

  • Kedua, setiap organisasi Islam yang berminat dalam tugas-tugas dakwah perlu membangun laboratorium dakwah. Dari hasil “Labda” ini akan dapat diketahui masalah-masalah riil di lapangan, agar jelas apa yang akan dilakukan.

  • Ketiga, proses dakwah tidak boleh lagi terbatas pada dakwah bil-lisan, tapi harus diperluas dengan dakwah bil-hal, bil-kitaabah (lewat tulisan), bil-hikmah (dalam arti politik), biliqtishadiyah (ekonomi), dan sebagainya. Yang jelas, actions,speak louder than word.

  • Keempat, media massa cetak dan terutama media elektronik harus dipikirkan sekarang juga. Media elektronik yang dapat menjadi wahana atau sarana dakwah perlu dimiliki oleh umat Islam. Bila udara Indonesia di masa depan dipenuhi oleh pesan-pesan agama lain dan sepi dari pesan-pesan Islami, maka sudah tentu keadaan seperti ini tidak menguntungkan bagi peningkatan dakwah Islam di tanah air.

  • Kelima, merebut remaja Indonesia adalah tugas dakwah Islam jangka panjang. Anak-anak dan para remaja kita adalah aset yang tak ternilai. Mereka wajib kita selamatkan dari pengikisan aqidah yang terjadi akibat „invasi‟ nilai-nilai non islami ke dalam jantung berbagai komunitas Islam di Indonesia. Bila anak-anak dan remaja kita memiliki benteng tangguh (al-hususn al-hamidiyyah) dalam era globalisasi dan informasi sekarang ini, insya Allah masa depan dakwah kita akan tetap ceria.

Setelah melihat lima kerangka konsep di atas maka kita perlulah bagaiman menanamkan semangat dakwah pada diri kita sebagai seorang mahasiswa yang sudah faham akan tujuan hidupnya dan agama. Sehingga prilaku yang dibuat bukan sekedar plening atau konsep-konsep semata akan tetapi aksi yang nyata ditengah-tengah masyarakat.

Sehingga poin dari hadis yang berada di atas yaitu ;

  1. Metode dengan tangan [bilyadi], tangan di sini bisa difahami secara tektual ini terkait dengan bentuk kemunkaran yang dihadapi, tetapi juga tangan bisa difahami dengan kekuasaan atau power, dan metode dengan kekuasaan sangat efektif bila dilakukan oleh penguasa yang berjiwa dakwah.

  2. Metode dakwah dengan lisan [billisan], maksudnya dengan kata-kata yang lemah lembut, yang dapat difahami oleh mad‟u, bukan dengan kata-kata yang keras dan menyakitkan hati.

  3. Metode dakwah dengan hati [bilqolb], yang dimaksud dengan metode dakwah dengan hati adalah dalam berdakwah hati tetap ikhlas, dan tetap mencintai mad‟u dengan tulus, apabila suatu saat mad‟u atau objek dakwah menolak pesan dakwah yang disampaikan, mencemooh, mengejek bahkan mungkin memusuhi dan membenci da‟I atau muballigh, maka hati da‟i tetap sabar, tidak boleh membalas dengan kebencian, tetapi sebaliknya tetap mencintai objek, dan dengan ikhlas hati da‟i hendaknya mendo‟akan objek supaya mendapatkan hidayah dari Allah SWT.

Melihat kondisi umat islam saat ini, tentunya harus dilakukan dakwah yang serius, bukan hanya dengan dakwah bil lisan, akan tetapi dakwah yang dibutuhkan adalah dakwah yang kerja nyata yang mempu menimbulkan perubahan-perubahan sosial kemasyarakatan dan mempu memberikan solusi bagi permasalahan umat. “Rohmad Qomarudin”


Refrensi

Ahmad Anas, Paradigma Dakwah Kontemporer, WaliSongo Press IAIN Walisongo, Semarang, 2006

Jakfar Puteh Saifullah, Dakwah Tekstual dan Kontekstua; Peran dan Fungsinya Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umatl, AK Group,Yogyakarta, 2006 Munzier Suparta, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, 2006

Said Bin Ali Al-Qahthani, Dakwah Islam Dakwah Bijak, Gema Insani Press Jakarta 1994

Siti Muriah , Metodologi Dakwah Kontemporer, Mitra Pustaka, Yogyakarta, 2000, Cet.I


Share on Google Plus

About PC IMM AR FAKHRUDDIN

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :