OPEN HEART

OPEN HEART

BULETIN PUTM

selayang pandang

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Gimana kabar sobat? Gimana kuliahnya, sekolahnya, suasana hatinya, imannya..de-el-elnya semoga baik-baik aja.. Alhamdulillah kita bisa terbit. Sekalian kita kenalan, hehe

Di edisi perdana ini kita mau nyajikan materi temanya tahun baru. Doain ya untuk selanjutnya kita bisa tampil lebih keren. Tentunya kritik dan saran sangat kami harapkan.:)

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

KITA-KITA NGGAK NYESEL..!

Semua manusia, termasuk kita, tidak ada yang bisa luput dari salah. Semua pasti pernah melakukan kesalahan. Ironisnya, tidak ada yang bisa menghitung kesalahannya sendiri kepada Sang Penentu Kesalahan. Maksudnya Sang Penentu Kesalahan itu ialah Allah karena dengan menggunakan ukuran-Nya lah kita tahu mana yang termasuk dosa atau tidak.

Di tahun 2010 kemarin mungkin kita kesalahan yang kita lakukan membludak. Catatan kesalahan mungkin berjejal-jejal. Tapi tenang saja, malaikat pencatat amal kita tidak akan luput untuk mencatatnya.

Sekarang tahun baru saja berganti. Apa yang terpikirkan? “Malam tahun baruan seru bro.. rame, asyik,! Nyesel pastinya kalo orang hidup pada pergantian tahun tapi nggak ikut nyalain petasan dan kembang api..” gitu kah? Itu namanya membakar uang bro..

Hah, kayak tahu hati orang aja.. banyak kog yang tidak ikut merayakan tahun baru yang dengan membakar uang itu, tapi tanpa merasa menyesal tuh.

Ketinggalan zaman kali.. iya tuh.. katro..!Begh..! siapa bilang? Orang-orang yang tidak ikut merayakan tahun baru –seperti kita2 ini (^_^)- justru karena sudah maju pemikirannya, sudah berfikir lebih dewasa daripada mereka pada umumnya yang menghabiskan waktu malam Cuma buat nunggu tahun berganti ke angka selanjutnya.

Yo-i (kalo pake i), kita-kita kan berfikiran maju. Bahwa waktu yang kita lewati tak akan pernah terulang lagi. Waktu akan terus berjalan. Bahkan ketika zaman sudah hampir kiamat ini, waktu serasa berlari saja. Tidak percaya? Bukankah ketika kita mengerjakan urusan kita, waktu terasa begitu cepat meninggalkan? Sampai kita terheran-heran, “kok cepet banget sih waktu berlalu?” nah kita, baru nyadar kalo waktu sangat cepat. Jadi bukan berjalan biasa, tapi berlari..!!

So, buat apa menghabiskan waktu malam-malam, tidak tidur demi melihat uang terbakar. Eh, salah bro..yang dibakar tuh kembang api..., (tapi kita tidak salah kan bahwa membeli kembang api itu tidak dengan daun, tapi dengan uang!)

Ok. Ok. Jadi apa yang kita lakukan sebagai orang-orang berpendidikan dan berfikiran maju? Tidur doang?

Pastinya. Malam kan memang diperuntukkan buat tidur. Tapi bukan Cuma itu. Kita-kita juga muhasabah. Bukan. Bukan muhasabah ikut muhasabah yang diadakan di alun-alun Bandung. Kesananya kejauhan. Kita muhasabah sendiri. Mengoreksi apa saja yang sudah kita hasilkan satu tahun kemarin. Terus apa saja yang akan kita kerjakan selanjutnya.

Coba tanyain, orang-orang yang hura-hura di jalan-jalan sono waktu tahun baruan? Ingat tidak mereka masalah ini?! Jadi kita tidak menyesal sama sekali tidak ikut perayaan tahun baruan di jalan-jalan. Gemerlapnya dunia yang hanya sesaat itu bukan untuk kami yang ingin menikmati kebahagiaan yang bukan sesaat.

Tapi kita juga nyesel.. bukan nyesel karena tidak ikut malam tahun baruan. kami nyesel atas kesalahan2 kami di tahun kemarin. Kami minta maaf ke teman2 dan kerabat. Kami minta ampun pada Allah, bersujud di sepertia malam terakhir. (cm)

SEPERTI BIASANYA

Suatu ketika, seorang kyai yang sholih seperti biasanya, menunaikan shalat Ashar di mushallanya. Dengan khusyuk ia berdiri, rukuk dan sujud menghadap Sang Illahi Rabbi. Namun tidak disangka, saat sujud terakhirnya, malaikat Izrail datang menghampirinya. Dengan diantar doa yang beliau panjatkan kepada Sang Rabb, beliau pun menghembuskan nafas terakhirnya. Sementara itu, di lain kesempatan seorang pengemudi truk beserta keneknya sedang menjalankan tugasnya mengantarkan barang pesanan dari sebuah perusahaan ke perusahaan lain. Dan seperti biasanya, mereka pun mengangkut sejumlah barang-barang yang dipesankan perusahaan tersebut. Tiba-tiba Malaikat Izrail ditugaskan oleh Allah untuk menjemput keduanya. Sebuah kecelakaan hebat telah menimpa mereka berdua. Dan mereka tewas seketika dalam kecelakaan itu. Entah, dalam keadaan bagaimana dua orang tersebut di hadapan Allah. Entah sedang dalam keadaan berdzikir, mengingat Allah dan mengingat bahwa yang mereka lakukan adalah untuk menafkahi keluarganya, menyambung hidup dan berjuang karena Allah. Atau mungkin saja mereka sedang tidak ingat Allah sama sekali. Entahlah, wallahu a’lam.

Dua kasus kematian semacam kisah di atas mungkin pernah kita dengar dan lihat. Dan masih banyak lagi kasus-kasus kematian lainnya yang menimpa anak Adam secara tak terduga sebelumnya. Mereka tidak sedang menjalani sakit atau menderita sakit sebelumnya. Mereka sehat-sehat saja. Bahkan tidak lama sebelum kematiannya, kita sempat bersua dengannya, bercanda atau bahkan sempat membuat janji untuk bertemu lagi .Tapi tiba-tiba kita mendengar kabar kematiannya. Kita mungkin shock mendengarnya.

Tapi itulah kematian. Ia tak dapat diundur maupun dipercepat pelaksanaanya. Ia adalah misteri terbesar dalam hidup ini. Sekali-kali kita tidak tahu kapan Malaikat Izrail menjemput kita untuk menghadap-Nya.Gimana jika kita adalah orang yang meninggal yang tanpa diduga seperti mereka yang meninggal akibat kecelakaan dan meninggal di TKP (tempat kejadian perkara)? Atau meninggal di atas ranjang setelah sebelumnya mengigau tingkat berat dan tidak ada yang membangunkan? Yang paling menyedihkan adalah jika kita meninggal tanpa mengingat Tuhan kita, Allah azza wa jala. Tentu itu merupakan hal terburuk yang kita hanya berlindung kepada Allah darinya. Ya, kita tentu tak menginginkan yang namanya suu’ul khotimah.

Saya teringat kata-kata ustadzah Latis. Beliau mengatakan bahwa di banyak kasus kematian seseorang yang tak terduga itu ternyata banyak yang meninggal dalam keadaan sedang melakukan aktivitas rutinnya. Atau sedang menikmati hobi yang sedang ia jalani. Misalnya saja orang sholih di atas, mungkin beliau karena rajinnya dan senangnya dengan sholat maka beliau meninggal dalam keadaan sedang menunaikan sholatnya. Betapa indahnya kematian seperti ini. Subhanallah ya prenz, kata teman saya. Ada pula orang yang meninggal ketika sedang asyik mengendarai mobilnya sambil menikmati lantunan music dari MP4-nya yang kamudian mengalami kecelakaan.

Orang sehebat apapun tidak akan mampu memprediksi secara pasti kapan saat terakhir ia menghirup udara di dunia ini. Yang pasti kita hanya mempersiapkan diri. Lalu bagaimana jika kita seperti mereka yang meninggal di tengah aktivitas yang kita jalani? Siapkah kita menghadapinya? Sekarang apa yang terpikrkan di benak kamu sekalian?

Mereka yang tinggal nama itu tak pernah menduga kalau mereka akan meninggalkan dunia secepat itu. Jadi mungkin saja kita juga seperti mereka. Mati di tengah mengerjakan aktivitas rutin kita. Kamu yang hobi membaca Al Qur’an mungkin saja akan meninggal saat melantunkan al qur’an. Kamu yang rajin sholat bisa saja akan meninggal ketika menunaikan salah satu shalatmu seperti pak kyai tadi. Terus gimana nasib kita-kita yang hobinya nggak bermutu? Astaghfirullah..! >_<

Share on Google Plus

About PC IMM AR FAKHRUDDIN

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :